Lokasi miqat Yalamlam terletak sekitar 92 km dari kota Makkah. Yalamlam adalah nama sebuah gunung yang berada di Yaman, yaitu gunung Tihama. Daerah ini merupakan tempat miqat bagi jamaah haji yang berasal dari Yaman maupun negara-negara yang melewatinya. Adapun bagi jama’ah haji yang melewati udara, yaitu dari Asia Tenggara –seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapura, juga melewati miqot ini. Oleh karena itu, bagi jamaah haji gelombang kedua (menuju Makkah), para ulama selalu menganjurkan dan mencontohkan agar supaya mengenakan baju ihram di bandara Juada, atau Sukarano Hatta. Dengan tujuan, ketika memasuki wilayah Yalamlam, tinggal mengucapkan niat umrahnya yang dipimpin oleh pembimbingnya. Biasanya, pesawat Suadi Air Line, selalu menginformasikan kepada para penumpang (jamaah haji dan umrah) jika akan melewati Yalamlam dan segera bersiap niat ihram.
Yalamlam merupakan salah satu miqat makani berdasarkan hadits dari Abdullah ibn Abbas r.a. yang berkata: “Sesungguhnya Nabi s.a.w. telah menetapkan miqat (waqqata) Dzulhulaifah bagi warga Madinah, Juhfah bagi warga Syam, Qarnulmanazil bagi warga Najd, dan Yalamlam bagi warga Yaman. Tempat-tempat itu (hunna) berlaku bagi warga masing-masing tempat itu (lahunna) dan bagi yang datang ke tempat-tempat itu (wa li man ataa `alaihinna) dari tempat-tempat lain (min ghairihinna), yang ingin berhaji dan berumrah. Dan orang yang berada di luar tempat-tempat itu (wa man kaana duuna dzaalika) berihram dari mana saja dia muncul (min haitsu ansyaa’), sehingga warga Makkah berihram dari Makkah.”
Sesungguhnya empat lokasi yang disebutkan Nabi Muhammad s.a.w. itu, yaitu Dzulhulaifah, Juhfah, Qarnulmanazil dan Yalamlam, sama sekali tidak memiliki nilai historis yang perlu diistimewakan. Tempat-tempat itu pada zaman Nabi hanyalah merupakan terminal persinggahan terakhir bagi kafilah-kafilah dari berbagai jurusan sebelum masuk Makkah, baik untuk beribadah maupun untuk sekadar berdagang. Sangatlah wajar jika Nabi Muhammad s.a.w. menetapkan empat lokasi tersebut sebagai tempat persiapan berihram, sebab ada beberapa kegiatan pra-ihram yang perlu dilakukan, yaitu mandi, membersihkan badan, memakai wangi-wangian, mengenakan pakaian ihram, dan shalat sunnah ihram. Di daerah gurun pasir yang langka air pada abad ketujuh, empat lokasi itulah yang ideal sebagai miqat makani.